Header Ads

Alasan R.A. Kartini, Pentingnya Pendidikan menjadi Seorang Ibu bagi Perempuan



R.A. Kartini adalah tokoh Jawa pertama yang aktif memajukan pendidikan remaja putri di tanah Jawa. Ia berpendapat bahwa pendidikan sangat penting bagi perempuan. Bahkan ia, mendahului pemerintah Hindia Belanda dalam minatnya terhadap masalah pendidikan. Pada dekade terakhir abad ke-19, R.A. Kartini memaparkan gagasannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan. Ia sangat bermimpi mendirikan sekolah khusus bagi anak perempuan untuk mewujudkan haknya atas pendidikan. R.A. Kartini berpendapat bahwa kehidupan sosial masyarakat Jawa, khususnya di Jepara pada abad ke-19, masih terikat kuat pada norma-norma adat.

Menurut R.A. Kartini, adat istiadat timur sangat mementingkan aturan-aturan masyarakat yang menurutnya sangat membatasi gerak perempuan. Dalam masyarakat Jawa, perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini terlihat dari keyakinan bahwa anak pertama haruslah laki-laki, dan ia harus mempertahankan status orang tuanya jika ia mempunyai kedudukan yang baik di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa sistem patriarki masyarakat Jawa lebih memihak pada laki-laki dibandingkan perempuan (Nuril Karomatillah Arifah, 2023). 

Peran R.A. Kartini dalam memajukan pendidikan yang dilakukan di Indonesia merupakan bukti perjuangannya dan contoh kontribusi perempuan yang tercatat dalam sejarah. Sebab, perempuan tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan dan perempuan hanya diperbolehkan menjadi ibu rumah tangga. Menyikapi permasalahan tersebut, pemikiran R.A. Kartini adalah beliau mengatasi situasi yang sangat memprihatinkan ini dengan mendirikan sekolah khusus perempuan dan juga membangun perpustakaan untuk anak perempuan (Karlina Hudaidah, 2020).

Faktor pendorong R.A. Kartini bermula dari persoalan ini kemudian berusaha membantu perempuan untuk mengikuti perkembangan zaman dan berpikir lebih progresif dan modern agar bisa berpikir positif seperti perempuan Eropa dan yang paling penting dapat menerima pendidikan yang sesuai. Pada kejadian ini, terdapat permasalahan ketidakadilan terhadap perempuan yang sangat serius, dan permasalahan tersebut adalah kesenjangan gender di berbagai bidang seperti pendidikan, masyarakat dan kebudayaan.

Hal ini menimbulkan dorongan R.A. Kartini untuk menjunjung tinggi dan menjaga harkat dan martabat perempuan. Namun R.A. Kartini menyadari bahwa untuk membangun negaranya khususnya di kalangan perempuan, ia perlu belajar dari dunia Barat. Keunggulan peradaban Barat menginspirasi R.A. Kartini semakin bersemangat karena telah belajar bagaimana membebaskan bangsanya dari ketidakadilan dan kesenjangan (Kartini R.A., 2017). 

Bagi R.A.Kartini pendidikan merupakan acuan pemikiran individu untuk memahami ke arah yang lebih modern. Sebuah kemajuan dalam peradaban dimana laki-laki dan perempuan bekerjasama untuk membangun bangsa. Pendidikan yang setara adalah salah satu bentuk kebebasan perempuan. Kebebasan yang dihasilkan adalah kebebasan menjadi perempuan mandiri, bebas dari ketergantungan dari orang lain (Ali & Wachidah, 2017).

Pendidikan memberikan akses kepada peremuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan lebih tinggi. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan tetapi juga menguntungkan keluarga secara keseluruhan. Pendidikan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan dan perkembangan anak. Seorang ibu yang terdidik memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait perawatan dan pendidikan anak-anaknya. R.A. Kartini percaya bahwa ibu yang terdidik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Pendidikan memungkinkan ibu untuk memberikan pengaruh positif yang lebih besar dalam membentuk karakter dan memperluas wawasan intelektual anak.

R.A. Kartini memandang pendidikan bagi perempuan sebagai investasi jangka panjang yang tidak hanya mengubah kehidupan individu, tetapi juga berpotensi besar untuk mengubah masyarakat secara keseluruhan melalui peran-peran yang dimainkan oleh perempuan, termasuk sebagai Ibu yang mendidik generasi penerus.

Pendidikan sangat penting bagi perempuan maka dari itu, sebagai perempuan perlu memiliki tutur kata baik, menyadari kedudukannya dan menjalankan tugasnya dalam masyarakat serta memiliki sifat keibuan, pendidik yang berpengetahuan, bertanggung jawab dan mampu mengatur keuangan dalam rumah tangga. Pendidikan seorang anak berasal dari keluarganya, terutama ibunya. Ibu memainkan peran penting dalam pendidikan anak-anaknya. Seorang ibu yang berpendidikan memberikan anaknya pendidikan yang baik dan akan menghasilkan anak yang cerdas. Kecerdasan seorang anak terbentuk dari seorang pendidik yang baik yaitu Ibu (Sutrisno, 2014). 


Referensi

Ali, M., & Wachidah, N. (2017). PEMIKIRAN RADEN AJENG KARTINI TENTANG PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (Vol. 18, Issue 1). www.edisicetak.joglosemar.co/berita/kartini-dan- 

Karlina Hudaidah. (2020). Pemikiran Pendidikan dan Perjuangan Raden Ayu Kartini Untuk Perempuan Indonesia. Jurnal Humanitas, 39. 

Kartini R.A. (2017). Habis Gelap Terbitlah Terang. Yogyakarta: Penerbit Narasi. 

Nuril Karomatillah Arifah, A. N. (2023). PENDIDIKAN DAN NASIONALISME: ANALISIS PEMIKIRAN RADEN AJENG KARTINI SEBAGAI PAHLAWAN EMANSIPASI PEREMPUAN. 

Sutrisno, S. (2014). Emansipasi: surat-surat kepada bangsanya 1899-1904. Yogyakarta: Jalasutra. 

 

Penulis : Dea Putri

7 komentar:

  1. Setuju Banget, Perempuan dengan pendidikan yang baik akan membentuk keluarga apalagi untuk anak anak nya menjadi yg terbaik ♥️

    BalasHapus
  2. Perempuan cerdas akan melahirkan generasi-generasi yang cerdas

    BalasHapus
  3. Perempuan adalah sekolah pertama untuk anak-anak nya

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. semoga muncul kartini-kartini yang baru di masa depan

    BalasHapus
  6. Bagus juga sih, dan w juga setuju tapi kadang biasanya perempuan kalau sudah mampu bekerja dan mempunyai segalanya, suka muncul sikap ingin menjadi kepemimpinan, contohnya dlm berumah tangga kadang si istri tidak berbakti kepada suaminya, tapi itu tidak semua perempuan seperti itu, dan semoga juga yg nulis tidak seperti itu. Semangat Dan lanjutkan terus ya, dea..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.